Sabtu, 16 November 2019

Startup Pilihan Tempo_Riliv Aplikasi Curhat Masalah Batin

Mendag Meminta Pedagang Beras Tidak Mengambil Untung Begitu Besar

, Bandung - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita waktu ini hari berkunjung ke Pasar Andir, Kota Bandung, sempat temukan pedagang beras yang jual beras premium di atas Harga Eceran Paling tinggi (HET). Waktu itu ia langsung minta harga diturunkan.

Walau demikian, kata Enggartiasto, bukan bermakna pedagang harus jual rugi. Pengakuannya jujur (ia beli dari bandar) Rp 12 ribu, mengambil untungnya jangan seribu lah, tetapi Rp 800 saja. Rata-rata untuk pedagang beras itu (margin) seputar Rp 300 sampai Rp 500 itu cukup sudah,” kata Enggar, di Pasar Andir, Bandung, Sabtu, 5 Mei 2018.

Kehadiran Enggartiasto di pasar itu bersama dengan Koordinator Satgas Pangan Jawa Barat sekaligus juga Direktur Reserse Kriminil Spesial Kepolisian Wilayah Jawa Barat, Komisaris Besar Samudi. Kunjungannya ke Pasar Andir itu untuk pastikan tersedianya stock bahan inti mendekati Ramadan. “Fokus yang penting ialah beras. Beras kita yakinkan, jika harus ada kualitas medium dengan HET,” sebut Enggartiasto.

Deni Gunawan, pemilik kios beras PD Tunas Keinginan Pasar Andir yang disuruh Enggar turunkan harga beras jualannya, langsung turunkan harga jualnya ikuti HET beras premium Rp 12.800 per kg. “Ya, kita turuti keinginan pemerintah demikian. Harga beras premium semula Rp 13 ribu jadi Rp 12.800, turun Rp 200,” katanya pada Tempo.

Deni akui, kiosnya makin banyak jual beras medium serta beras spesial. Walau demikian, ia jual beras medium. “Itu beras Bulog, harga Rp 9.450 (per kg). Mutunya saat ini sedang bagus. Tidak berbau, tidak pecah, keadaannya masih fresh. Umumnya beras Bulog itu berbau,” katanya.

Koordinator Satgas Pangan Jawa Barat sekaligus juga Direktur Reserse Kriminil Spesial Kepolisian Wilayah Jawa Barat, Komisaris Besar Samudi menjelaskan, Satgas Pangan terus memonitor perubahan harga. “Sejauh ini harga relatif konstan. Terhitung stock aman. Selanjutnya, pembagian ini kita akan tetap pantau. Jangan s/d fakta jalur pembagian terhalang, berlangsung lonjakan harga, ini yang tidak kita kehendaki,” katanya

Samudi menjelaskan, pengawasan Satgas Pangan bersama dengan Dinas Perdagangan, Dinas Ketahana Pangan, Bulog, serta Tubuh POM selalu dikerjakan sampai mendekati hari raya Idul Fitri. Terhitung di dalamnya memonitor harga beras. “Kalau cocok ini, lihat yang tidak cocok, kita langsung mengambil aksi,” katanya.

Lebih jauh Enggartiasto menjelaskan, tidak ada fakta stock untuk penyediaan beras medium itu. “Kalau tidak ada stock lokal, Bulog siap, pemerintah lewat Bulog mempersiapkan itu. Hingga rakyat dapat memperoleh beras dengan kualitas medium. Serta ini bukanlah cuma sekejap mendekati, masuk Ramadan saja, tetapi ini akan berjalan terus,” katanya.

Stock beras medium yang akan digelontorkan itu, diutamakan hasil pembelian panen padi di negeri. “Tentu itu jadi prioritas, atau mungkin itu bekas import, kami akan sediakan. Kami akan dorong sebab tersedianya pangan, tersedianya bahan inti pangan itu jadi target utama,” kata Enggartiasto.

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar